Jakarta - Tiada henti-hentinya pemerintah Rusia berupaya untuk menghapus peredaran Telegram di daerah kekuasaannya. Apa lagi yang mereka lakukan sekarang?
Rusia kembali mengambil keputusan yang semakin menyudutkan Telegram, penyedia layanan berbagi pesan asal negara itu sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan memblok 50 penyedia virtual private network (VPN) dan layanan sejenisnya, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Jumat (4/5/2018).
Sejak bulan lalu, pemerintah Rusia melalui Roskomnadzor, lembaga nasional yang bertanggung jawab dalam sektor komunikasi dan media massa, memang telah melakukan sejumlah upaya untuk benar-benar menghapus aplikasi buatan Pavel Durov tersebut dari peredaran. Awalnya, mereka telah membatasi akses bagi para user terhadap Telegram
Kemudian, mereka meminta Google dan Apple untuk menghapus Telegram dari platform toko aplikasi milik keduanya. Bahkan, Roskomnadzor sampai memblok sekitar 15,8 juta alamat IP pada Google Cloud dan Amazon Web Service yang ditengarai digunakan Telegram. Hal tersebut menyebabkan sejumlah platform online lain seperti Spotify dan Google menjadi terganggu.
Roskomnadzor tidak menyebutkan siapa saja penyedia layanan VPN dan semacamnya yang diblokir. Meski begitu, APK Mirror menjadi salah satu target dari lembaga tersebut. Hal ini tampak dari sebuah cuitan yang diunggah oleh penyedia distribusi dan pemasangan aplikasi untuk perangkat berbasis Android tersebut.
"Pemerintah Rusia telah meminta kami untuk berhenti menyediakan APK untuk Telegram bagi user di Rusia," tulisnya.
Selain itu, upaya Roskomnandzor kali ini juga seakan menjadi jawaban dari ucapan Durov yang mengaku bahwa para pengguna Telegram di Rusia masih dapat mengakses aplikasi tersebut. Hal ini dikarenakan, sebagaimana diakui olehnya, para user memanfaatkan layanan proxy dan VPN agar masih bisa mendapatkan akses menuju Telegram.
Sumber : detik.com