Sebagai kelanjutan dari pilot project yang dimulai sejak 2017 silam, pada 26 April 2018 lalu Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengumumkan secara resmi nama-nama perusahaan yang berhak menjual Surat Berharga Nasional (SBN) secara online.
Sebagian besar nama yang diumumkan masih sama dengan yang mengikuti pilot project. Hanya ada penambahan satu nama pada pengumuman ini, yaitu TanamDuit (Star Mercato Capitale). Sedangkan Bank DBS yang sebelumnya mengikuti pilot project, diputuskan hanya akan menjual SBN secara offline.
Dengan begitu, kini ada tiga startup yang bisa menjual SBN secara online, yaitu TanamDuit, Bareksa, dan Investree. Masing-masing berhak menawarkan Surat Utang Negara (SUN) Ritel terbaru dengan nomor SBR003 kepada para investor mulai 14 Mei 2018 nanti.
Pada 12 September 2017, Kementerian Keuangan Republik Indonesia resmi menunjuk sembilan perusahaan sebagai peserta Pilot Project (uji coba) pengembangan sistem penjualan Surat Berharga Negara (SBN) untuk investor retail secara online.
Tujuh di antaranya merupakan bank dan perusahaan efek, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank Permata, Bank DBS, serta Trimegah Sekuritas Indonesia. Selain itu, Kementerian Keuangan pun menggandeng dua startup fintechtanah air, yaitu marketplace produk keuangan Bareksa dan platform P2P lending Investree.
Para perusahaan tersebut akan berhak menyalurkan SBN kepada para investor secara online. Diharapkan sistem ini sudah bisa berjalan pada tahun 2018 mendatang.
“Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat harus dapat dimanfaatkan pemerintah untuk memperluas jangkauan basis investor SBN di dalam negeri,” ujar Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR).
SBN merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Investor akan mendapatkan sejumlah bunga (biasa disebut kupon) yang dibayarkan setiap bulan. Nilai bunga tersebut cukup menjanjikan, relatif lebih tinggi dibanding bunga deposito.
Selain memperoleh bunga, investasi ini pun relatif aman karena dijamin langsung oleh pemerintah. Apabila sampai terjadi gagal bayar, biasanya akan ada aset pemerintah yang dijaminkan.
Proses investasi akan tetap mudah
Menurut Adrian Gunadi, CEO dari Investree, pihaknya menyambut baik penunjukan dari Kementerian Keuangan ini. Hal ini seperti meningkatkan kredibilitas dari Investree di mata pemerintah dan masyarakat.
“Bagi kami, SBN bisa menjadi alternatif bagi para pengguna yang ingin berinvestasi pada aset yang aman dan bersifat jangka panjang. Kami pun bisa memperoleh tambahan komisi (fee based income) dari penjualan produk ini,” jelas Adrian kepada Tech in Asia Indonesia.
Terkait proses pembelian dari SBN tersebut, Adrian menjamin kalau mekanismenya akan tetap mudah, dengan proses know your customer yang sama dengan ketika pengguna ingin berinvestasi lewat platform P2P lending. Investree berencana menyediakan sebuah halaman khusus di platform mereka.
Penjualan SBN secara online ini menambah panjang jenis investasi yang bisa kamu akses lewat dunia maya. Sebelumnya, kamu pun telah bisa berinvestasi secara online melalui P2P lending, reksadana, saham, hingga Bitcoin.
Sumber : techinasia